Berdayakan Masyarakat Pemulung, PSP3 IPB University, Asohi dan PMS Saling Berkolaborasi
Berdayakan Masyarakat Pemulung, PSP3 IPB University, Asohi dan PMS Saling Berkolaborasi
Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University bersama Asosiasi Obat Hewan Indonesia (Asohi) dan PT Pelita Mekar Semesta (PMS) saling berkolaborasi untuk memberdayakan masyarakat pemulung.
Prof Muladno, Kepala PSP3 IPB University menyampaikan, kerja sama tiga institusi ini terbentuk karena memiliki tujuan yang sama: meningkatkan taraf kehidupan masyarakat kecil. Selama ini, ia juga berpengalaman dalam memberdayakan masyarakat peternak melalui program yang digagasnya, yaitu Sekolah Peternakan Rakyat (SPR).
Dalam berbagai kesempatan, Prof Muladno yang juga merupakan Dewan Pengawas Asohi menyampaikan bahwa tujuan SPR adalah untuk mencerdaskan para peternak. Melalui SPR, IPB University hadir untuk memberi ilmu kepada mayoritas orang yang bisa menyediakan lahan, tenaga, pangan yang sebagian besar merupakan masyarakat ekonomi lemah.
“Sebanyak 90 persen pemilik sapi ternak lokal merupakan orang kecil (ekonomi lemah). Coba cek pemilik bahan pangan, bidang perikanan, pertanian, peternakan di Indonesia adalah orang-orang kecil. Atas dasar itu, pada tahun 2013 IPB University ingin mencerdaskan mereka dengan menginisiasi SPR,” jelasnya.
Melalui SPR, lanjutnya, kelompok yang memiliki ilmu bisa berkontribusi dengan sistem integrasi horizontal industri pangan bangsa untuk semua komoditas. Dengan program SPR, baik peternak, petani maupun nelayan bisa disetarakan.
Atas keberhasilan SPR tersebut, PT PMS yang bergerak dalam industri daur ulang sampah ingin melakukan hal yang sama terhadap masyarakat pemulung sebagai ekosistem dari industrinya. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Willyam Wiranda, CEO PT PMS saat acara diskusi tindak lanjut kerja sama di Kampus IPB Dramaga, (19/3).
“Pemulung adalah masyarakat paling bawah, tetapi pondasi utama dari industri. Mereka juga merupakan pahlawan lingkungan. Kami ingin bagaimana bisa berkontribusi terhadap pemulung, meningkatkan taraf hidupnya, memberikan pelatihan, atau SPR bisa menjadi Sekolah Pemulung Rakyat. Dengan demikian, program pemerintah dalam mengurangi sampah dapat tercapai. Kami ingin bagaimana bisa lebih memberdayakan pemulung,” ucapnya.
Ketua Umum Asohi, drh Irawati Fari menyampaikan apresiasinya terhadap kerja sama ini. Ia sangat menyambut baik terhadap program pelestarian lingkungan dan peningkatan industri peternakan secara berkelanjutan. Selain itu, dengan IPB University, pihaknya ingin mengembangkan produk hewan dalam negeri melalui berbagai riset.
Prof Ernan Rustiadi, Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim menyampaikan, program SPR yang digagas oleh Prof Muladno telah dianggap sebagai salah satu program unggulan IPB University. Program ini juga sudah banyak mendapat perhatian berbagai pihak.
“SPR merupakan program yang sangat berbeda karena berorientasi pada penguatan peternak, menguatkan kelembagaan kelompok peternak berskala kecil. Jadi bukan hanya mendapatkan ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki bargaining position. Kami menyaksikan program diapresiasi di berbagai tempat di Tanah Air,” ucapnya. (dh/Rz)