Kick Off Santripreneur Kompetisi: Kerjasama BAZNAS dan PSP3 IPB University
Kick Off Santripreneur Kompetisi: Kerjasama BAZNAS dan PSP3 IPB University
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggandeng Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University menggelar Kick Off Program Santripreneur Kompetisi Wirausaha Pertanian 2024 secara daring, Kamis (5/9). Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan santri sebagai pelaku usaha dalam tujuh bidang utama: pertanian, perikanan, sarana pertanian, hasil pertanian, teknologi pertanian, peternakan, dan kehutanan.
Dalam sambutannya, Prof drh Deni Noviana, Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, menekankan pentingnya santri sebagai bagian integral dari kekuatan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
“Dengan lebih dari 39.000 pondok pesantren dan lebih dari 7 juta santri di seluruh Indonesia, santri memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam mencapai Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Ia mendorong santri untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi, pangan, energi, dan politik . “Semangat resolusi jihad santri harus berkobar hingga saat ini, dalam arti perjuangan menghadapi krisis ekonomi dan politik di era modern,” tambahnya.
Prof Deni juga memuji program Santripreneur sebagai langkah strategis dalam menggalakkan semangat kewirausahaan di kalangan santri. “Program ini adalah wujud nyata dalam mengembangkan generasi santripreneur muda yang produktif, inovatif, dan tangguh,” katanya.
“Saya yakin program ini dapat memberikan dampak yang signifikan dan luas bagi pembangunan ekonomi bangsa terlebih IPB University sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia memiliki pengalaman dan komitmen tinggi untuk melahirkan entrepreneur dengan pola pendidikan dan pendampingan melalui inkubasi bisnis,” lanjut dia.
Pengembangan program kewirausahaan ini dinilai dapat mengatasi masalah pengangguran di Indonesia dan memanfaatkan bonus demografi secara maksimal.
Dr H M Imdadun Rahmat, Deputi II Baznas RI, menjelaskan bahwa program ini menargetkan santri tingkat akhir dan lulusan yang memiliki keterampilan kewirausahaan.
“Skema kompetisi ini melibatkan seleksi rancangan bisnis, di mana pemenang akan direkrut dan mendapatkan pendampingan dan pelatihan intensif untuk membantu santri menjadi pengusaha yang sukses dan mampu menciptakan lapangan kerja,” jelas dia.
Imdadun menambahkan bahwa santri yang telah menerima pendidikan khusus di pesantren, memiliki kemandirian dan keterampilan yang sangat berharga. “Santri memiliki keunggulan dalam hal kemandirian dan keterampilan, yang menjadi modal berharga untuk dikembangkan dalam kewirausahaan.”
“Dengan dukungan dari IPB University yang dikenal sebagai pusat keunggulan dalam pembangunan pertanian dan pedesaan, program ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan,” pungkasnya.
Kick off program diakhiri dengan materi oleh Ade Wardhana Adinata, CEO Minaqu Indonesia, yang membahas tema ‘Optimalisasi Peran Santri dalam Kewirausahaan Pertanian’. Acara ini menandai awal dari komitmen IPB University untuk menjadi penggerak untuk melahirkan generasi santripreneur muda yang inovatif dan produktif, serta memperkuat kontribusi santri terhadap kemajuan ekonomi dan sosial Indonesia. (MW/Rz)