Now Hiring: Are you a driven and motivated 1st Line IT Support Engineer?
Gambar1

PSP3 IPB University bersama Pemerintah Kabupaten Balangan Dorong Hilirisasi Pertanian sebagai Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Petani

Publikasi / SDGs 17

PSP3 IPB University bersama Pemerintah Kabupaten Balangan Dorong Hilirisasi Pertanian sebagai Strategi Meningkatkan Kesejahteraan Petani

Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Balangan meluncurkan kajian strategis berjudul “Hilirisasi Komoditas Unggulan Pertanian di Kabupaten Balangan”. Kajian ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat sektor pertanian sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani di daerah tersebut.

Hilirisasi pertanian dipandang sebagai strategi krusial dalam meningkatkan nilai tambah komoditas lokal. Melalui pengolahan hasil pertanian menjadi produk bernilai jual tinggi, Balangan berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Untuk mengatasi masalah ini, Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia meluncurkan Kebijakan 9 Lompatan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dan daya saing. Salah satu inisiatifnya adalah program Perluasan Kesempatan Kerja Berbasis Kawasan yang dimulai pada tahun 2021 di lima kawasan pilot project. Program ini bertujuan untuk memberdayakan tenaga kerja mandiri dan menciptakan lapangan kerja produktif. Pada tahun 2024, program ini telah diperluas ke 15 kawasan di 15 provinsi, termasuk Kabupaten Gianyar di Bali, yang memiliki potensi besar di sektor pariwisata, pertanian, dan lainnya. Pemerintah berfokus pada pengembangan sumber daya manusia, kewirausahaan, dan inovasi untuk meningkatkan daya saing ekonomi lokal. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan keberlanjutan program ini.

Berdasarkan analisis menggunakan metode Location Quotient (LQ), Analytic Hierarchy Process (AHP), serta pendekatan rantai nilai (value chain), kajian ini menetapkan tiga komoditas prioritas untuk dikembangkan, yakni padi, jagung, dan karet. Ketiganya dipilih karena memiliki ketersediaan bahan baku yang memadai, prospek pasar yang luas, serta kontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal.

Untuk komoditas padi, hilirisasi akan difokuskan pada pengemasan beras dan pengembangan produk olahan seperti tepung beras dan rice snacks. Dengan tingkat konsumsi tepung beras di Kalimantan Selatan yang melebihi 851 ton per tahun, potensi industri ini dinilai sangat menjanjikan. Kajian menunjukkan kelayakan usaha pabrik tepung beras dengan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 55% dan Return on Investment (ROI) hingga 72% per tahun. Sementara itu, industri rice snacks berpotensi meraih ROI hingga 104% dengan waktu balik modal hanya 1,7 tahun.

Pada sektor jagung, hilirisasi diarahkan pada pembangunan industri pakan ternak. Kebutuhan pakan unggas di Balangan yang mencapai 449 ton per bulan membuka peluang besar bagi pendirian pabrik pakan pelet berbasis jagung. Selain menjamin pasar bagi petani, inisiatif ini juga mendukung peternak dalam memperoleh pakan berkualitas dengan harga bersaing. Proyek ini dinyatakan sangat layak dengan IRR sebesar 92% dan ROI 105% per tahun, serta diperkirakan menyerap setidaknya 17 tenaga kerja.

Adapun komoditas karet difokuskan pada pengolahan menjadi produk setengah jadi seperti karet vulkanisir dan crumb rubber. Dengan nilai investasi sekitar Rp4,15 miliar, proyek ini diperkirakan akan menghasilkan Net Present Value (NPV) lebih dari Rp5 miliar, sekaligus membuka lapangan kerja baru dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Kelayakan usaha ditunjukkan dengan IRR sebesar 34%.

Kajian ini juga merumuskan roadmap hilirisasi untuk tiap komoditas, yang mencakup peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pengembangan teknologi, penguatan kemitraan, serta perluasan akses pasar yang inovatif. Pemerintah daerah juga didorong untuk menyusun regulasi pendukung yang mendukung pertumbuhan UMKM berbasis produk hilirisasi.

Dengan hasil kajian ini, Pemerintah Kabupaten Balangan siap mengambil langkah konkret dalam mendorong hilirisasi sebagai pilar utama pembangunan ekonomi daerah. Seluruh pihak, baik dari sektor publik, swasta, maupun masyarakat, diajak berkolaborasi untuk membangun pertanian yang tidak hanya kuat dalam produksi, tetapi juga tangguh dalam industri dan pemasaran.aerah dan kesejahteraan masyarakat.

Penulis: Halimah Qotrun Nada

Editor: Muhammad Irfan Hafidzi

Baca juga: PSP3 IPB dan Kabupaten Banggai Kepulauan Jajaki Kerja Sama Program Lumbung Pangan Daerah