
PSP3 IPB dan Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Inisiasi Program Lumbung Pangan Daerah Melalui Audiensi Virtual
PSP3 IPB dan Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang Inisiasi Program Lumbung Pangan Daerah Melalui Audiensi Virtual
Bogor, 7 Mei 2025 — Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University bersama Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang menggelar audiensi secara daring melalui Zoom Meeting dalam rangka inisiasi Program Lumbung Pangan Daerah (LPD). Pertemuan ini menjadi langkah awal kolaborasi antara lembaga riset dan pemerintah daerah dalam membangun sistem pangan berkelanjutan berbasis potensi lokal dan ekoregion.
Audiensi dibuka oleh Dr. Ranti Wiliasih, M.Si selaku Sekretaris PSP3 IPB University, yang menyampaikan pentingnya kemitraan strategis antara akademisi dan pemerintah daerah dalam menjawab tantangan ketahanan pangan nasional. Acara dilanjutkan dengan sambutan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, Prayitno, S.Hut., M.M., yang menyoroti capaian dan tantangan pertanian di Pemalang. Ia mengungkapkan bahwa hingga 2025, luas panen padi telah mencapai lebih dari 113 ribu hektar dengan produksi melebihi 400 ribu ton, menghasilkan surplus sekitar 150 ribu ton per tahun. Namun demikian, ia menyoroti persoalan dominasi tengkulak dari luar daerah dan lemahnya nilai tambah gabah di tingkat petani.
Kepala PSP3 IPB University, Prof. Dr. rer. nat. Jaenal Effendi, M.A, dalam sambutannya menyampaikan harapan agar kolaborasi ini dapat memperkuat peran pemerintah daerah dan masyarakat dalam membangun sistem pangan yang tangguh dan berdaya saing. Menurutnya, keberhasilan program LPD sangat ditentukan oleh sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, OPD terkait, dan masyarakat.
Pemaparan utama disampaikan oleh Caswiyono Rusydie, M.I.P, Peneliti PSP3 IPB University, yang memperkenalkan konsep Program Lumbung Pangan Daerah. Ia menekankan bahwa pendekatan LPD berbeda dari model sentralistik konvensional, karena berfokus pada desentralisasi sistem pangan, penguatan tata kelola daerah, serta optimalisasi potensi lokal dan keanekaragaman hayati berbasis ekoregion. “Indonesia kaya akan sumber daya alam, namun belum sepenuhnya berdaulat secara pangan. LPD bertujuan untuk menjawab itu dengan pendekatan ilmiah dan kolaboratif,” jelasnya.

Diskusi yang berlangsung setelahnya memperkaya perspektif lintas sektor. Dinas Pertanian mengusulkan pembentukan dua kawasan pangan prioritas, yakni Kawasan Mangga Istana di Kecamatan Taman dan Kecamatan Petarukan, serta pengembangan kawasan berbasis pisang. Tantangan pascapanen dan fluktuasi harga komoditas seperti nanas madu juga menjadi sorotan penting.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Ir. Irzal Effendi, M.Si, Peneliti PSP3 IPB University, menyampaikan bahwa LPD hadir untuk membangun ekosistem pangan yang utuh dari hulu ke hilir, termasuk penguatan SDM, inovasi teknologi, dan kemitraan pasar. Ia juga menegaskan pentingnya stabilisasi harga melalui penguatan rantai pasok dan hilirisasi produk pertanian.
Audiensi ini ditutup dengan komitmen bersama untuk menindaklanjuti diskusi melalui pertemuan lanjutan secara luring demi merumuskan strategi konkret yang adaptif terhadap kebutuhan dan potensi lokal.
Penulis: Najibul Ulum
Editor: Zainul Syaifudin
Baca juga: Asuransi Syariah Berbasis Sukuk, Strategi Baru Pembiayaan Proyek Infrastruktur Syariah di Indonesia