Now Hiring: Are you a driven and motivated 1st Line IT Support Engineer?

Studi Baseline Pengembangan Pertanian Berkelanjutan, Hortikultura, Tanaman Pangan, dan Perkebunan di Kabupaten Seram Bagian Barat

Studi Baseline Pengembangan Pertanian Berkelanjutan, Hortikultura, Tanaman Pangan, dan Perkebunan di Kabupaten Seram Bagian Barat

Overview

Kajian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk mengoptimalkan potensi pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat sebagai langkah mendukung ketahanan pangan dan pembangunan berkelanjutan.

Dr.rer.nat. Jaenal Effendi

Principle Investigator
Di tengah perubahan global seperti revolusi teknologi, perubahan iklim, dan dinamika geopolitik, kabupaten ini memiliki kekayaan sumber daya alam berupa lahan subur dan komoditas unggulan seperti kelapa, pala, dan sagu yang belum dimanfaatkan secara optimal. Namun, tantangan seperti produktivitas rendah, minimnya akses teknologi modern, infrastruktur yang terbatas, serta akses pasar yang kurang, menjadi hambatan utama.

Tujuan

Manfaat

Mengidentifikasi potensi dan tantangan tersebut untuk merumuskan strategi pertanian ramah lingkungan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung keberlanjutan pembangunan daerah.
Teridentifikasinya potensi dan tantangan tersebut untuk merumuskan strategi pertanian ramah lingkungan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung keberlanjutan pembangunan daerah.

Isu Strategis

Isu strategis dalam pengembangan sektor pertanian di Kabupaten Seram Bagian Barat meliputi rendahnya produktivitas akibat keterbatasan teknologi dan praktik tradisional, pemanfaatan lahan yang belum optimal, rendahnya kualitas SDM petani, akses pasar yang terbatas, dampak perubahan iklim, dan kelembagaan yang lemah. Tantangan ini memerlukan strategi komprehensif melalui peningkatan kapasitas SDM, adopsi teknologi modern, penguatan hilirisasi produk, dan integrasi perencanaan berbasis bukti untuk mendukung keberlanjutan.

Rekomendasi dan Implikasi:

Kajian ini merekomendasikan integrasi perencanaan sektor pertanian, penyusunan model bisnis hilirisasi komoditas unggulan, pengembangan korporasi petani berbasis rantai nilai, pelaksanaan proyek percontohan hilirisasi, dan peningkatan promosi serta investasi daerah. Implikasinya, pemerintah perlu menyelaraskan kebijakan pembangunan, petani harus meningkatkan kapasitas dan adopsi teknologi, lembaga keuangan menyediakan skema pembiayaan khusus, serta masyarakat dan akademisi mendukung penelitian dan keterlibatan dalam pembangunan berkelanjutan.